Selasa, 18 Desember 2012

Pembentukan Karakter Anak sesuai Nilai Budaya Bangsa

Agar terbentuk karakter anak yang sesuai dengan nilai-nilai luhur dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia, yang meliputi:
  1. Tanggung jawab; penanaman nilai ini bertujuan agar remaja memahami kewajibannya untuk melakukan sesuatu sepenuh hati tanpa merasa terpaksa atau terbebani.
  2. Kejujuran; nilai ini terkait dengan ketulusan hati dan kelurusan hati untuk berbuat benar.  (tidak berbohong dan tidak berbuat curang).
  3. Disiplin; adalah nilai yang berkaitan dengan ketertiban dan ketaatan pada peraturan. Melalui penanaman nilai ini remaja dibiasakan melakukan: mengikuti aturan dan disiplin yang telah ditetapkan, mengantri, meletakkan sesuatu pada tempatnya.
  4. Cinta dan Kasih Sayang; dalam lingkup ini remaja ditanamkan nilaiuntuk menyayangi dan mencintai orang lain, sepertI: berbagi, membantu kesulitan orang lain, menolong yang lemah.
  5. Kepedulian; penanaman nilai ini bertujuan agar remaja tidak mementingkan diri sendiri dan mau memperhatikan orang lain, ditumbuhkan sikap untuk bersimpati dan berempati terhadap keadaan orang lain.
  6. Berani; merupakan sikap yang menunjukkan kemantapan hati dan rasa percaya diri untuk melakukan sesuatu. Melalui penanaman nilai ini, remaja diharapkan memiliki kepercayaan diri untuk berbuat baik, seperti: berani menyatakan pendapatnya, bertanya, menjawab pertanyaan, melakukan tantangan, dan pantang menyerah.
  7. Mandiri; merupakan sikap yang tidak bergantung pada orang lain. Penanaman nilai ini bertujuan agar remaja terbiasa melakukan segala kegiatannya yang bersifat pribadi.
  8. Kerja Keras; merupakan sikap dan kemampuan seseorang melakukan pekerjaannya dengan maksimal atau sekuat tenaga. Remaja dibiasakan melakukan sesuatu dengan tekun dan sungguh-sungguh.
  9. Gotong Royong; merupakan sikap mau bekerja sama dengan orang lain. Remaja dibiasakan mau bergotong royong untuk kepentingan bersama, seperti melibatkan diri dalam kegiatan kebersihan.
  10. Sopan santun; nilai ini terkait dengan budi pekerti dan tata krama yang baik. Penanaman nilai ini dilakukan dengan cara membiasakan remaja bersikap dan menghargai orang lain seperti terbiasa mengucapkan kata-kata santun (terima kasih, maaf, tolong), menghormati orang tua, guru, dan orang yang lebih tua.
  11. Keadilan; penanaman nilai ini mendidik remaja untuk tidak membeda-bedakan teman, memilih teman, atau mengolok/mengejek teman.
  12. Pengendalian Diri; nilai ini berkaitan dengan kemampuan untuk mengendalikan emosi, perilaku, dan keinginan. Remaja dibiasakan untuk mengekang dan menahan keinginannya, menegur teman yang berbuat salah dengan cara yang sopan, sabar menunggu giliran, menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.
Bagaimana membangun karakter di sekolah secara efektif?
Menurut Thomas Lickona, karakter terdiri dari 3 bagian yang saling terkait, yaitu pengetahuan tentang moral (moral knowing), perasaan moral (moral feeling), dan perilaku bermoral (moral behavior). Karakter yang baik terdiri dari: mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai dan menginginkan kebaikan (loving or desiring the good), dan melakukan kebaikan (acting the good). Oleh karena itu, cara membentuk karakter yang efektif adalah dengan melibatkan ketiga aspek tersebut.

Pendidikan karakter disekolah yang berhasil melibatkan dan sangat tergantung dari komitmen semua pihak, baik kepala sekolah, guru, aparat sekolah, dan orang tua. Sekolah harus punyai visi, misalnya: “membina dan mengembangkan anak didik berkarakter yang sesuai dengan nilai-nilai luhur kepribadian bangsa”, visi ini harus disadari oleh seluruh yang terlibat dalam pendidikan dan disosialisasikan serta dituangkan dalam misi yang jelas, dan strategi apa yang dapat digunakan untuk mencapai visi tersebut.