Menurut Gulo, emosi adalah tergugahnya
perasaan yang disertai dengan perubahan-perubahan dalam tubuh, misalnya
otot-otot yang menegang, debaran jantung yang cepat, dan sebagainya. Sedangkan perkembangan emosi berkaitan
dengan kemampuan memahami hal-hal yang berkaitan dengan perasaan-perasaan yang
ada pada diri sendiri, seperti perasaan senang, ataupun sedih, apa yang dapat
ia lakukan, apa yang ingin ia lakukan, bagaimana ia bereaksi terhadap hal-hal
tertentu, hal-hal mana yang perlu dihindari, dan hal-hal mana yang perlu
didekati, kemandirian dan kendali diri.
Remaja
mengalami puncak emosionalitasnya, perkembangan emosi tingkat tinggi.
Perkembangan emosi remaja awal menunjukkan sifat sensitif, reaktif yang kuat,
emosinya bersifat negatif dan temperamental (mudah tersinggung, marah, sedih,
dan murung). Sedangkan remaja akhir sudah mulai mampu mengendalikannya. Remaja
yang berkembang di lingkungan yang kurang kondusif, kematangan emosionalnya terhambat.
Sehingga sering mengalami akibat negatif berupa tingkah laku “salah suai”,
misalnya :
- Agresif : melawan, keras kepala, berkelahi, suka menggangu dan lain-lainnya
- Lari dari kenyataan (regresif) : suka melamun, pendiam, senang menyendiri, mengkonsumsi obat penenang, minuman keras, atau obat terlarang.
Sedangkan
remaja yang tinggal di lingkungan yang kondusif dan harmonis dapat membantu
kematangan emosi remaja menjadi :
- Adekuasi (ketepatan) emosi : cinta, kasih sayang, simpati, altruis (senang menolong), respek (sikap hormat dan menghormati orang lain), ramah, dan lain-lainnya
- Mengendalikan emosi : tidak mudah tersinggung, tidak agresif, wajar, optimistik, tidak meledak-ledak, menghadapi kegagalan secara sehat dan bijak
Isu sentral pada remaja adalah masa
berkembangnya identitas diri (jati diri) yang bakal menjadi dasar bagi masa
dewasa. Remaja mulai sibuk dan heboh dengan problem “siapa saya?” (Who am I ?). Terkait dengan hal
tersebut remaja juga risau mencari idola-idola dalam hidupnya yang dijadikan
tokoh panutan dan kebanggaan. Faktor-faktor penting dalam perkembangan
integritas pribadi remaja adalah :
- Pertumbuhan fisik semakin dewasa, membawa konsekuensi untuk berperilaku dewasa pula
- Kematangan seksual berimplikasi kepada dorongan dan emosi-emosi baru
- Munculnya kesadaran terhadap diri dan mengevaluasi kembali obsesi dan cita-citanya
- Kebutuhan interaksi dan persahabatan lebih luas dengan teman sejenis dan lawan jenis
- Munculnya konflik-konflik sebagai akibat masa transisi dari masa anak menuju dewasa. Remaja akhir sudah mulai dapat memahami, mengarahkan, mengembangkan, dan memelihara identitas diri
- Berusaha bersikap hati-hati dalam berperilaku dan menyikapi kelebihan dirinya
- Mengkaji tujuan dan keputusan untuk menjadi model manusia yang diidamkan
- Memperhatikan etika masyarakat, kehendak orang tua, dan sikap teman-temannya
- Mengembangkan sikap-sikap pribadinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar